Katanya, bangsa yang merdeka adalah mereka yang berdaulat atas pangannya. Namun, apakah benar kita sudah berdaulat pangan? Apakah benar sudah tidak ada lagi perut yang merasa lapar karena tak mampu membeli sesuap nasi? Tentu cita-cita tersebut akan sulit diwujudkan bila kita tidak bahu-membahu dalam menyelesaikan masalah kelaparan.
Sekitar 20 juta penduduk di Indonesia masih mengalami kelaparan (International Food Policy Research Institue (IFPRI), 2019). Voxpopuli Research Center juga merilis survey sebanyak 67,4 persen dari 1200 respondennya takut kelaparan dalam situasi pandemi COVID-19. Adanya pandemi ini yang turut melanda Indonesia membuat kita harus saling bergandeng tangan untuk mengurangi masalah kelaparan di masyarakat.
Salah satu contohnya adalah Siti Ariani. Seorang ibu yang tak lagi muda, kini genap berusia 76 tahun. Di usianya yang sudah senja, dirinya masih harus menopang kebutuhan rumah tangganya seorang diri dengan berjualan kerupuk keliling. Hasil jualannya yang tak menentu setiap hari, membuatnya juga harus serba berhemat demi bertahan hidup. Mungkin tak hanya Ibu Siti, melainkan ada puluhan atau bahkan ratusan orang tua dan saudara kita yang mengalami situasi sulit untuk bertahan hidup. Sahabat, mari kita lihat di sekitar kita, apakah mereka ada di sekitar kita? Lalu, apa yang dapat kita lakukan untuk menolong mereka?
Mari kita bekerjasama untuk memberi bantuan makanan kepada mereka yang kurang beruntung.
Kamu punya warung makan, usaha catering , usaha kuliner, ataupun komunitas yang bergerak di bidang pangan dan ingin berbagi menolong masyarakat di sekitar? Yuk, bersinergi dengan Dapur Pangan Umat FOI menjadi dapur pangan penolong perut yang kelaparan!
Yuk Gabung di bit.ly/DPUFOI
Salam Pangan untuk Harapan!
Hendro Utomo
Foodbank of Indonesia